Assalamu
Alaikum Wr. Wb
Pada postingan kali ini saya akan
mengomentari sedikit tentang kota CURITIBA di BRAZIL. Langsung saja yach….. J
Curitiba
adalah ibu kota
negara bagian Brasil,
Paraná.
Kota ini terletak di Brasil bagian tenggara, sekitar 1.081 km dari ibu kota
Brasil, Brasilia.
Penduduknya berjumlah 1.757.904 jiwa. Wilayah metropolitannya terdiri dari 26 munisipalitas
dengan total populasi 3,2 juta orang (sensus 2005).
Kota ini terletak di dataran
tinggi sekitar 3.120 kaki di atas permukaan
laut dan terletak 65 mil dari pelabuhan laut Paranagua.
Gambar 1 : Kota Curutiba
Sumber : www.ramzani-naswan.blogspot.com
Kota curitiba awalnya adalah hanya kota yang memiliki polousi
dan populasi yang buruk sehingga menjadi kota yang terkumuh dan termacet, kota
ini sangat langganan dengan banjir. Seiring berjalannya waktu kota ini menjadi
kota yang nyaman dan saat ini Curitiba menjadi contoh sebuah kota dengan
perencanaannya yang cerdas berhasil menghindari kerugian sosial, ekonomi dan
lingkungan akibat pertumbuhan ekonomi, sekaligus berhasil meningkatkan
efisiensi, produktivitas dan kualitas hidup penduduknya. Semua terjadi berkat walikota
Curitiba yang bernama Jaime Lerner.
Konsep perubahan yang dilakukan oleh kota Curitiba adalah :
1. Memperbaiki
sistem trasportasi
Gambar 2 : Sistem Transportasi
Sumber : www.transport-civil-untan.blogspot.com
Langkah
yang dilakukan pemerintah Curitiba untuk mengurangi kemacetan adalah menyediakan
transportasi publik yaitu Bus Rapid Transit (BRT). Dengan membangun jalan-jalan
penghubung dari tempat tinggal penduduk langsung menuju pusat kota. Pada sistem
tarnsportasi ini menggunakan trinary road sistem. Ini adalah
model jalanan yang menggunakan dua jalur jalan besar yang berlawanan arah.
Namun, yang istimewa, ada dua jalur sekunder di tengah yang dimanfaatkan
sebagai jalur ekslusif untuk busway. Untuk mengurangi penggunaan kendaraan
pribadi pemerintah menerapkan beberapa ketentuan agar masyarakat berpindah
dengan menggunakan busway :
a. Mengurangi fasilitas parkir
kendaraan bermotor;
b. Menempatkan 200 radar lalu lintas
berbasis sensor di seluruh penjuru jalanan utama. Teknologi ini dipasang di
trotoar yang dilengkapi kamera digital. Radar ini berfungsi untuk mendeteksi
setiap mobil yang melaju di atas speed
limit. Instrumen akan merekam nomor mobil, waktu, dan tempat kejadian yang
selanjtnya dikirim ke tempat tinggal sang pengemudi dan diharuskan membayar
denda (Navastara, 2007);
c. Tingkat
pelayanan bus tersebut yang lebih tinggi dari pelayanan kendaraan pribadi telah mampu mengurangi ketergantungan
masyarakat terhadap penggunaan kendaraan pribadi.
d. Memberikan
pajak yang tinggi untuk pengguna kendaraan pribadi
2. Penanggulangan
sampah
Sebagai
kota metropolitan di negara Afrika, Curitiba menghasilkan sampah 1000 ton per
hari, dimana ¾ dari total sampah berasalal dari 13 munisipal atau daerah
setingkat kecamatan. Walikota Curitiba telah mengeluarkan sebuah pendekatan
yang inovatif untuk mengelola sampah, yang tidak hanya menguntungkan lingkungan
tetapi juga menguntungkan bagi masyarakat.
Adapun
empat inovasi tersebut adalah :
a.
The garbage purchase (pembelian sampah)
Gambar 3 : Pembelian Sampah
Sumber : www.green.kompasiana.com
Pada tahun 1989, Kota Curitiba
membutuhkan pabrik daur ulang sampah. Sayangnya pendirian pabrik tersebut
membutuhkan dana 70 juta US dollar sementara itu pemerintah Kota Curitiba tidak
memiliki dana sebesar itu. Sebagai solusinya, pemerintah melakukan kampanye
pemilahan sampah berdasarkan kategori organik dan non organik. Pelaksanaan
kampanye program tersebut dibantu oleh Institute for Social Integration.
Program ini selain bertujuan untuk memelihara kebersihan kota juga dapat
mengurangi pengangguran karena melibatkan 16.000 pengumpul sampah independent
yang dibayar setiap akhir pekan atau akhir bulan setelah mengumpulkan sampah
dari 25 area tertentu yang sulit diakses truk pengangkut sampah. Setiap bulan
ada 555 ton sampah yang dibeli melalui program ini. (Rabinovitch & Leitman,
1996; Keuhn, 2007).
b. The green exchange (penukaran sampah)
Gambar 4 : Penukaran Sampah
Sumber : www.green.kompasiana.com
Program yang
dimulai pada tahun 1991 ini ditujukan bagi masyarakat berpendapatan rendah.
Kegiatannya adalah mengumpulkan, memilah dan menukar sampah rumah tangga dengan
barang kebutuhan sehari-hari seperti tiket bis, buku tulis bagi anak sekolah,
dan bahan makanan. Disediakan 97 lokasi penukaran sampah yang berpindah setiap
dua minggu sekali. Dalam perkembangannya pemerintah Kota Curitiba mengeluarkan
kebijakan menukar sampah dengan buah dan sayuran segar. Setiap empat kilogram
sampah dihargai setara dengan satu kilogram buah atau sayuran segar. Melalui
program ini setiap bulan ada sekitar 60.000 kilogram buah dan sayuran segar
yang dibarter dengan sampah. Pemerintah Kota Curitiba membeli buah dan sayuran segar dari
petani lokal. Program ini selain dapat menstabilkan perekonomian petani,
sekaligus juga menyediakan bahan pangan bagi 35.000 keluarga miskin serta
menjaga kebersihan lingkungan kota. Melalui program ini setiap hari ada sekitar
9 ton sampah yang berhasil dikumpulkan masyarakat Kota Curitiba (Martins 2007
dalam Keuhn, 2007; Fazzano & Weiss, 2004).
c. Free open university for environment
(pendidikan
lingkungan hidup / PLH)
Gambar 5 : Pendidikan Lingkungan Hidup
Sumber : www.green.kompasiana.com
The Free Open University for the Environment yang didirikan pada tahun 1991 merupakan daya tarik ecotourist
yang unik dan terkenal di Kota Curitiba. Universitas tersebut memberikan
program pendidikan pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup (PLH) secara gratis
pada masyarakat umum. Lokasi universitas yang terletak di tengah hutan kota
membedakannya dengan lembaga pendidikan pemerintah yang lain. Perusahaan
pemerintah maupun swasta di sektor industri tertentu seperti kimia, lingkungan,
energi dan petrokimia bahkan mensyaratkan pekerjanya untuk mengikuti program
PLH di universitas tersebut. Banyak anggota masyarakat seperti ibu rumah
tangga, pengawas bangunan, pelayan toko, dan sebagainya yang mengikuti PLH
secara sukarela. Sedangkan bagi anak-anak sejak tahun 1989 diperkenalkan
program SE-PA-RE (separate). Program SE-PA-RE ini bertujuan untuk
mendidik anak-anak mengenai pentingnya memilah sampah. Sesuai dengan sasaran
didiknya, program SE-PA-RE menggunakan media kartun (Rabinovitch & Leitman,
1996; McCartney 2006; Fazzano & Weiss 2004; Keuhn 2007).
d. All clean (semua
bersih)
Gambar 6 : Semua Bersih
Sumber : www.green.kompasiana.com
Kota Curitiba
mendanai program padat karya yang dilakukan secara berkala untuk membersihkan
wilayah tertentu di dalam kota yang banyak terdapat timbulan sampah namun tidak dapat dijangkau oleh system layanan pengelolaan
sampah konvensional. Program ini dilakukan di 135 neighbourhoods
(rukun tetangga). Selain membersihkan jalan dan tempat-tempat lain, program ini
juga membuat dan memelihara kebun sayur di bekas tempat penampungan sampah.
Program ini mempekerjakan para pensiunan, pengangguran, mantan pemabok dan tuna
wisma yang membutuhkan pendapatan. Program ini tidak berbasis pada mekanisme
modal-insentif tetapi pada partisipasi publik (Rabinovitch & Leitman, 1996;
McCartney 2006).
3. Penanggulangan
banjir
Gambar 7 : Danau Curitiba
Sumber : www.flickr.com
Curitiba
berhasil mengatasi masalah banjir dengan mengubah area yang rawan menjadi taman
dan menciptakan danau buatan untuk menampung banjir.
Cukup
sekian yach posting saya kali ini semoga bermanfaat, tunggu yach
posting-posting saya berikutnya J
Wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar